Kadang suka diskriminatif sama uang recehan ya! Mentang-mentang nilainya kecil, dianggap gak ada gunanya. Paling mentok dipakai buat kasih ke pak ogah saat berputar balik, pengemis, atau tukang parkir partikelir di pinggir jalan, atau malah dipakai buat kerokan! Hehehe.
Faktanya memang demikian. Lain halnya sama pengamen, pengemis, atawa tukang parkir, justru mereka mengincar recehan. Dari uang recehan itulah mereka bisa bertahan hidup. Kok bisa?
Jelas bisa! Bagaimana pun uang recehan tetaplah duit yang ada nilainya. Di negeri ini, uang recehan tetap berlaku sebagai alat tukar yang sah.
Di Jawa Timur, ada kisah nyata yang mungkin bisa membuka mata betapa uang recehan itu punya kekuatan luar biasa. Adalah pasangan suami istri, Dimyati dan Lina Latifah, yang menjadi pemberitaan luas media mainstream di negeri ini.
Mereka membeli sepeda motor dengan uang recehan! Ini sungguh-sungguh terjadi. Warga Desa Polorejo, Babadan, itu bisa bawa pulang motor idaman bermodalkan kumpulan koin Rp500. Bila ditimbang, kumpulan koin itu beratnya 75 kg!
tu adalah contoh nyata lain tentang ‘kedahsyatan uang receh’. Ingatkan sama peribahasa ‘sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit’. Nah cocok banget sama kisah tentang uang recehan ini.
Itu adalah contoh nyata lain tentang ‘kedahsyatan uang receh’. Ingatkan sama peribahasa ‘sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit’. Nah cocok banget sama kisah tentang uang recehan ini.
Pengalaman pasutri di Jawa Timur yang beli motor pakai uang recehan bisa memberi pelajaran berharga. Minimal bisa menghapus persepsi uang recehan itu tak bermanfaat bagi pemiliknya.
Di tangan yang tepat, uang receh yang dianggap sepele tapi bisa berdampak besar. Silakan banyangkan kalau rajin dan rutin menyimpan uang recehan dari kembalian belanja atau transaksi lainnya, bila dikumpulkan dalam kurun waktu tertentu, pasti bakal berdampak besar.
Misalkan saja satu hari rutin disimpan sebiji koin Rp500, lalu setahun kemudian berapa jumlahnya? Biar gampang ambil kalkulator. Pijit-pijit angka, lalu tralalala, keluar angka Rp185 ribu! Itu baru sebiji koin Rp500, coba kalau segenggam koin di tangan, bakal lebih besar lagi bukan?
Yang tak kalah menarik, uang recehan bisa mengajarkan banyak hal tentang pengelolaan keuangan. Mau tahu pelajaran apa itu? Baca yang teliti di bawah ini ya.
1. Menghargai Hal Kecil
Banyak orang bijak bilang, pencapaian yang besar berawal dari yang kecil. Prinsip ini bisa dipraktikkan lewat uang recehan.
Seperti contoh sebelumnya pasutri Dimyati dan Lina Latifah di mana mereka bisa buktikan beli motor secara tunai merupakan pencapaian terbesar yang dimulai dari mengumpulkan uang kecil.
Memang sih, gaya hidup yang sibuk kadang bikin seseorang tidak menyadari hal-hal kecil di sekitarnya, seperti menyimpan uang receh atau uang kembalian.
2. Menabung Tanpa Rasa Memberatkan.
Lantaran di kepala meremehkan uang recehan, otomatis bakal tak berasa berat menyisihkan untuk ditabung. Pendek kata, iseng-iseng berhadiah. Iseng-iseng kumpulan koin, hadiahnya duit yang cukup bernilai di kemudian hari.
3. Kumpulan Uang Receh Sama Dengan Berinvestasi
Ini kadang yang dilupakan sebagian orang. Mengumpulkan uang recehan juga bisa disebut berinvestasi lho! Lagi pula, ini investasi yang nilainya riil dan berbentuk nyata. Biar menyenangkan, bisa dipasangkan target terhadap investasi uang recehan in
Nah, mumpung masih awal tahun, mulailah dari sekarang menghargai uang recehan. Recehan adalah uang juga. Itu duit juga didapat dengan susah payah, bukannya jatuh dari langit.
Tidak perlu gengsi menggunakan uang recehan. Walaupun nilai uang tersebut kecil namun sama pentingnya dengan uang bernilai besar.
Semoga Bermanfaat.
0 comments:
Posting Komentar